Luar Biasa, Orang Depok Beli KRL “Commuter Line”

Share Ditengah penolakan kenaikan harga tiket KRL Commuter Line oleh Masyarakat pengguna KRL, Pemerintah Kota Depok memiliki rencana yang bisa dibilang lumayan edan. Untuk mengatasi dan mengurangi problem kemacetan Ibu Kota yang sulit dipecahkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menawarkan solusinya dengan membeli KRL Commuter Line. 

Kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta akibat semakin bertambahnya jumlah kendaraan, tidak terlepas dari kontribusi daerah tetangga yang menggunakan kendaraan pribadi ke tempat kerja. Kota - kota seperti Bekasi, Tangerang, dan Depok, sebagai kota penyangga dan penyumbang kemacetan, sudah lama memikirkan untuk membenahi sistem transportasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

Bagi Kota Depok yang memiliki lima stasiun, yakni Citayam, Depok Lama, Depok Baru, Pondok Cina, dan Universitas Indonesia (UI), tercatat setiap hari masyarakat kota ini yang menggunakan kereta rel listrik (KRL) menuju Jakarta sebanyak 54.809 jiwa. Jumlah warga Kota Depok yang berangkat ke Jakarta bisa lebih karena masih banyak yang menggunakan transportasi bus umum maupun pribadi. Rencana Pemkot Depok akan pembelian KRL Commuter Line ini terbilang gila, tapi bukan tanpa dukungan dan alasan. Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga menyatakan dukungannya usulan Pemkot Depok terutama terkait kerja sama pembenahan transportasi. 

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail  mengatakan bila hal ini disetujui PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), jumlah kendaraan yang masuk ke DKI Jakarta dipastikan bakal berkurang. Selain itu PT KAI akan mendapatkan keuntungan berupa provit sharing. Dikatakan, 54.809 jiwa masyarakat Kota Depok yang setiap hari menggunakan KRL Commuter Line, selalu mengeluhkan pelayanan yang kurang maksimal, seperti yang di berita terbaru detik, kompas, okezone. Di antaranya KRL yang sering telat, AC tidak hidup, dan padatnya penumpang di dalam KRL. “Untuk itu, rencana pembelian KRL ini sangat beralasan untuk melayani masyarakat Kota Depok dan membantu PT KAI.

Pada jam sibuk beban KRL berat, sedangkan siang banyak KRL yang istirahat. Jika dihitung, bila jadi membeli KRL, dalam dua kali perjalanan dapat diangkut sedikitnya 3.000 penumpang,” paparnya. Menurut Nur Mahmudi, rencana Pemkot Depok untuk membeli KRL Commuter Line tampaknya tak hanya program semata. Pasalnya, pemkot sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 40 miliar, jika rencana itu disetujui PT KAI. Dana itu digunakan untuk membeli satu rangkaian KRL berisi 8-10 gerbong. Tak hanya itu, pemerintah juga akan memberikan subsidi dalam pembelian tiket.“Penumpang yang mendapatkan subsidi itu adalah penumpang yang ber-KTP Kota Depok dan  harus membeli karcis berlangganan. Namun hal ini harus dikaji terlebih dahulu,” kata dia. 

Bekasi, Bogor, dan Karawang dapat mengikuti usulan Kota Depok dengan membeli satu rangkaian KRL. Ini juga sejalan dengan penghematan bahan bakar minyak (BBM) yang didengungkan Pemkot Depok melalui gerakan One Day No Car atau sehari tanpa mobil,” ujar Nur Mahmudi. Nur Mahmudi menegaskan Pemkot Depok yang berada dalam negara demokrasi siap bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam hal penanganan kemacetan dengan membenahi KRL Commuter Line yang saat ini masih semrawut.

::Description: Luar Biasa, Orang Depok Beli KRL “Commuter Line”, Rating: 4.5, Reviewer: Unknown, ItemReviewed: Luar Biasa, Orang Depok Beli KRL “Commuter Line”